Mitsubishi MR25 seperti tidak beroda
ADA suatu tradisi dari pementasan pameran mobil internasional Los Angeles Auto Show di Amerika yang berlangsung November mendatang. Sebelum pesta dimulai, terlebih dahulu digelar pertemuan para perancang mobil internasional dunia. Mereka berkompetisi memamerkan karyanya dan ini yang tidak dimiliki negara-negara lain dalam melangsungkan pameran mobilnya.
Dalam event The Design Los Angeles Design Challenge 2009 ke-V yang berakhir Senin (20/10) lalu diikuti sekitar 500 desainer terkenal di dunia berasal dari Eropa, Amerika dan Asia. Tema yang diusung kali ini adalah konsep mobil balap 2025 dan persaingan antara pabrikan mobil Jepang dan Amerika menjadi pusat perhatian.
Tuan rumah diwakili oleh GM yang diserbu prisipal negeri matahari terbit, yakni Honda, Mazda, Mitsubishi dan Toyota. Inilah kreasi para desainer itu.
GM Chaparral Volt
Para perancang negeri Paman Sam yang terbagung dalam General Motors Advanced Design menamakan karya mereka Chaparral Volt. Kira-kira begitulah kebangkitan LA Times Grand Prix di 2025 yang menggambarkan single seater mempunyai tiga kelebihan, yakni berjalan di bumi, tahan akan suhu panas dan terpaan badai.
Dikaitkan dengan energi, Chaparral Volt mendapatkan dari tiga sumber sebagai tenaga pendorong EREV yang mereka kategorikan dalam eco-triathlon. Jadi, ketika di darat, pengereman yang tinggi bisa dimanfaatkan mengisi energi. Sedangkan angin dapat membantu pendinginan baterei melalui turbin extractors yang berada di belakang.
Integritas dari lapisan poly-vinyl di dalam bodi the volt's berfungsi untuk menangkap cahaya matahari. Kemudian energi tersebut dikonversi dan disimpan untuk digunakan sebagai sumber energi primer.
Honda
Desainer Honda coba mereinkarnasi the Great Race 1908 yang mana 17 lelaki pemberani melintasi dunia. Perjalanan diperkirakan menempuh jarak sekitar 35.000 km menjelajah tiga benua selama 6 bulan. Dengan rancangannya, Honda pada 2025 siap menantang Amerika di darat, Asia di lautan dan Eropa di udara.
Kendaraan Honda dirancang dapat beradaptasi dengan berbagai konfigurasi, dengan mempunyai keunggulan teknologi yang dapat mengubah kecepatan, ketinggian dan rentang jarak. Semua sistem tersebut diatur oleh remote, yang berfungsi sebagai kemampuan robotik dan jet dalam melintas di air dan udara.
Mazda KAAN
Prototipe kendaraan ini mempunyai pelapis sub-level electro-conductive polymer. Tim perancang menyebut mobil elektrik tersebut, Mazda Kaan yang akan berkompetisi di the E1 dan sport 2025. Mobil ini menggunakan sistem roda elektronik, yang mampu menghasilkan top speed sampai 380 km/jam
The Kaan didesain untuk lomba dengan 30 pesaing lainnya dan optimis dengan sumber enegri dari roda yang dipiloti satu orang. Tingkat aerodinamis yang tinggi membuat efisiensinya sangat besar.
Mitsubishi MMR25
Terbiasa dengan sistem gerak empat roda 4x4, Mitsubishi merancang kendaraan pacu yang mereka namakan MMR25 ini, cukup unik. Gerak rodanya 8x4 dan mengemudikannya dari segala arah. Pokoknya, sangat memanjakan pengendaranya.
Paling menarik saat menikung, the MMR 25 dapat menaklukkannya dengan gerakan menyamping. Uniknya, sayap tengah berfungsi sebagai spoiler. Lalau, spoiler depan dan belakang menjadi suspension ganda.
Toyota LeMans
Para perancang Toyota di Calty Design Research, Inc, California menampilkan karya mobil balap 2025 yang tidak butuh berhenti saat balap. Bertenaga hydrogen, LeMans Racer - Toyota menamakan konsep mobil balapnya - dapat juga dibebankan pada pada bodi Photovoltaic sebagai sumber energi masa depan.
Dengan dua model, masing-masing kendaraan beradaptasi sesuai dengan karakternya. The LeMans optimis dari segi aerodinamis atau daya cengkeram, baik melaju pada kecepatan tinggi atau menikung, yang keduanya bisa dipilih salah satu sesuai keinginan. Seumpama, pengemudi memilioh kecepatan tinggi, body dan roda menyempit, tujuannya mengurangi gejala spin supaya bisa menembus kecepatan tertinggi 540 km/jam. Jika dipilih menikung, bodi melebar dan ban memberi daya cengkeram terbesar.
Untuk kokpit, unsur keselamatan dan performa kendaraan sudah di optimalkan. Seperti sistem digital pada instrumen. Untuk menghindari benturan bisa diatur dengan sistem komputer.
Tribun Kaltim