Populasi penduduk Singapura akan susut dalam kurun waktu dua tahun mendatang, dengan perginya 200.000 warga asing dan penduduk tetap (permanent resident) meninggalkan negeri itu.
"Sebanyak 300.000 lapangan pekerjaan akan hilang pada 2010, di mana dua pertiganya diisi oleh warga asing dan penduduk tetap," kata ekonom Cem Karacadag dan Kun Lung Wu dari Credit Suisse Group, dikutip dari Bloomberg.
Jumlah warga negara di negeri kota itu akan turun 3,3 persen menjadi 4,68 juta pada 2010. Sebagai informasi, penduduk Singapura (resident) terdiri dari warganegara (citizen) ditambah penduduk tetap.
Perusahaan-perusahaan yang bertumpu pada ekspor di Singapura akan memecat para pekerjanya, lantaran surutnya permintaan barang dan jasa. Lebih dari 10.000 orang telah diberhentikan dari pekerjaannya tahun lalu, sementara semakin memburuknya perekonomian akan semakin melipatgandakan gelombang pemutusan hubungan kerja tahun ini.
"Penyusutan ekspor dan produksi, maupun konsolidasi di sektor keuangan dan jasa bisnis, bakalan menambah semakin besarnya jumlah angka kehilangan pekerjaan. Buntutnya, akan membuat 200.000 warga asing dan penduduk tetap keluar dari Singapura," sebut dua ekonom itu.
"Hilangnya lapangan pekerjaan dan populasi sebesar ini belum pernah terjadi sebelumnya," imbuh keduanya dalam laporan mereka.
Credit Suisse memprediksikan perekonomian Singapura akan susut 2,8 persen tahun ini, dan membuat negeri di kawasan Asia Tenggara itu mengalami kontraksi terburuk sepanjang 43 tahun sejarah berdirinya. Pemerintah menyebutkan produk domestik bruto akan turun hingga 2 persen.
Pekan lalu, Dewan Penggajian Nasional (NWC), yang merepresentasikan pemerintah, pemberi kerja, dan serikat pekerja, mengimbau perusahaan-perusahaan yang terimbas krisis ekonomi untuk membekukan atau memangkas gaji dibandingkan memecat pekerja.
Pemerintah Singapura pada 21 November lalu secara resmi mengumumkan negerinya tergelincir dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2001. Singapura tidak memiliki sumber daya alam dan pemerintah mengandalkan ketrampilan sumber daya manusia untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Populasi negeri itu melonjak 17,6 persen dalam lima tahun hingga Juni 2008, dan warga asing menempati tiga perempat dari pertumbuhan itu. Warga asing dan penduduk tetap menempati 61 persen atau 484.700 dari 796.000 lapangan kerja yang diciptakan antara 2004 dan kuartal ketiga 2008.
"Sebanyak 300.000 lapangan pekerjaan akan hilang pada 2010, di mana dua pertiganya diisi oleh warga asing dan penduduk tetap," kata ekonom Cem Karacadag dan Kun Lung Wu dari Credit Suisse Group, dikutip dari Bloomberg.
Jumlah warga negara di negeri kota itu akan turun 3,3 persen menjadi 4,68 juta pada 2010. Sebagai informasi, penduduk Singapura (resident) terdiri dari warganegara (citizen) ditambah penduduk tetap.
Perusahaan-perusahaan yang bertumpu pada ekspor di Singapura akan memecat para pekerjanya, lantaran surutnya permintaan barang dan jasa. Lebih dari 10.000 orang telah diberhentikan dari pekerjaannya tahun lalu, sementara semakin memburuknya perekonomian akan semakin melipatgandakan gelombang pemutusan hubungan kerja tahun ini.
"Penyusutan ekspor dan produksi, maupun konsolidasi di sektor keuangan dan jasa bisnis, bakalan menambah semakin besarnya jumlah angka kehilangan pekerjaan. Buntutnya, akan membuat 200.000 warga asing dan penduduk tetap keluar dari Singapura," sebut dua ekonom itu.
"Hilangnya lapangan pekerjaan dan populasi sebesar ini belum pernah terjadi sebelumnya," imbuh keduanya dalam laporan mereka.
Credit Suisse memprediksikan perekonomian Singapura akan susut 2,8 persen tahun ini, dan membuat negeri di kawasan Asia Tenggara itu mengalami kontraksi terburuk sepanjang 43 tahun sejarah berdirinya. Pemerintah menyebutkan produk domestik bruto akan turun hingga 2 persen.
Pekan lalu, Dewan Penggajian Nasional (NWC), yang merepresentasikan pemerintah, pemberi kerja, dan serikat pekerja, mengimbau perusahaan-perusahaan yang terimbas krisis ekonomi untuk membekukan atau memangkas gaji dibandingkan memecat pekerja.
Pemerintah Singapura pada 21 November lalu secara resmi mengumumkan negerinya tergelincir dalam resesi untuk pertama kalinya sejak 2001. Singapura tidak memiliki sumber daya alam dan pemerintah mengandalkan ketrampilan sumber daya manusia untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Populasi negeri itu melonjak 17,6 persen dalam lima tahun hingga Juni 2008, dan warga asing menempati tiga perempat dari pertumbuhan itu. Warga asing dan penduduk tetap menempati 61 persen atau 484.700 dari 796.000 lapangan kerja yang diciptakan antara 2004 dan kuartal ketiga 2008.
http://economy.okezone.com