Goa Maria |
"Gereja yang dibangun Romo Wolter, tahun 1936 Masehi merupakan terbesar se Asia setelah gereja aslinya, yakni Lourdes di Perancis. Pasalnya, pembuatan gereja tersebut memang sengaja mengadopsi dari Perancis. "Biar umat Kristen kalau sembahyang tidak harus ke Perancis," kata Lasijo, Ketua I, Badan Pengelola Lourdes."
Goa maria tersebut, sebelum pembangunannya menuai banyak polemik. Pasalnya, syarat yang diajukan agar menyamai gereja Lourdes tidaklah mudah, diantaranya adalah minimal ada 8 bagian yang harus persis dengan gereja di Perancis, antara lain adalah harus ada sungainya, goa, jalan salib, pondok rosari, penginapan, makam romo, penitipan abu, juga tempat air suci, selain harus ada gereja itu sendiri sebagai syarat mutlak lokasi tersebut.
Awalnya, lokasi yang mencapai 13 hektar tersebut hanyalah areal pertanahan yang menganggur. Namun, karena keinginan kuat untuk membangun lokasi tersebut sebagai tempat sembahyang umat Kristen, maka pada tahun 1999 lalu, tepatnya akhir Bulan Desember disulaplah lokasi tersebut menjadi tempat yang indah.
Kini, lokasi tersebut menjadi tempat tujuan rekreasi, selain tempat sembahyang. Setiap hari, ratusan orang baik dari umat Kristen maupun non berjubel-jubel menuju ke lokasi tersebut.
Di lokasi tersebut, kita bisa melihat panorama rimbunnya pepohonan, yang disertai dengan berbagai pernak-perniknya. Tak kalah eksotik, di lokasi tersebut ada mata air, yang bisa langsung diminum dan dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
Yang menarik lagi, di lokasi eks Goa maria, selain ada patung Bunda Maria yang berukuran sekitar 5 meter lebih, juga ada penitipan abu. [bj.com/jul].