SIAPA tak bangga direkrut Lucas Film, perusahaan yang memproduksi film Star Wars. Puluhan animator lokal dari Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi punggawa perusahaan tersebut melalui Lucas Film Animation Singapore, salah satu divisi Lucas Film yang berbasis di Singapura.
"Lucas Film sudah menghubungi kita, saat ini mereka sedang mengerjakan project butuh 170 orang, 30 di antaranya minta dari kita," ujar Andi S Boediman, Direktur Digital Studio College (DSC), di sela-sela pembukaan Digital Studio Fair 2008 yang menampilkan hasil karya 20-30 lulusan DSC tahun ini. Wakil dari Lucas Film, Amy Quek yang menjabat Manager Industry Relation and Artistic Development hadir langsung menyaksikan karya desain lulusan DSC.
Bukan kali ini para animator Indonesia direkrut perusahaan asing. Bahkan, sejak tahun lalu sebuah perusahaan film hasil joint venture pengusaha Indonesia dan Singapura, Infinite Frameworks, telah merekrut puluhan animator Indonesia. Mereka direkrut untuk mengerjakan proyek pembuatan film animasi berjudul "Sing to the Dawn" yang telah rampung dan segera dirilis Juni 2008.
Proses pengerjaannya dilakukan di Batam dan melibatkan sekitar 100 orang. Menurut Andi, film ini bisa dikatakan asli Indonesia karena sekitar 95 persen yang terlibat dari Indonesia.
"Mungkin ini yang bikin Lucas Film mulai melirik animator kita," kata Andi penuh optimistis. Kalau sekarang baru Lucas Film, bukan tidak mungkin puluhan lagi animator Indonesia juga dilirik perusahaan film animasi asing lainnya, seperti Walt Disney, Dreamworks, Pixar, dan sebagainya.
Namun, akan lebih membanggakan kalau tumbuh industri film animasi lokal di dalam negeri sendiri. "Kita tak membatasi, tapi dengan bekerja dengan perusahaan asing, pengalaman mereka kita harapkan dibawa ke Indonesia dan ditularkan," tandas Andi. Bpost
"Lucas Film sudah menghubungi kita, saat ini mereka sedang mengerjakan project butuh 170 orang, 30 di antaranya minta dari kita," ujar Andi S Boediman, Direktur Digital Studio College (DSC), di sela-sela pembukaan Digital Studio Fair 2008 yang menampilkan hasil karya 20-30 lulusan DSC tahun ini. Wakil dari Lucas Film, Amy Quek yang menjabat Manager Industry Relation and Artistic Development hadir langsung menyaksikan karya desain lulusan DSC.
Bukan kali ini para animator Indonesia direkrut perusahaan asing. Bahkan, sejak tahun lalu sebuah perusahaan film hasil joint venture pengusaha Indonesia dan Singapura, Infinite Frameworks, telah merekrut puluhan animator Indonesia. Mereka direkrut untuk mengerjakan proyek pembuatan film animasi berjudul "Sing to the Dawn" yang telah rampung dan segera dirilis Juni 2008.
Proses pengerjaannya dilakukan di Batam dan melibatkan sekitar 100 orang. Menurut Andi, film ini bisa dikatakan asli Indonesia karena sekitar 95 persen yang terlibat dari Indonesia.
"Mungkin ini yang bikin Lucas Film mulai melirik animator kita," kata Andi penuh optimistis. Kalau sekarang baru Lucas Film, bukan tidak mungkin puluhan lagi animator Indonesia juga dilirik perusahaan film animasi asing lainnya, seperti Walt Disney, Dreamworks, Pixar, dan sebagainya.
Namun, akan lebih membanggakan kalau tumbuh industri film animasi lokal di dalam negeri sendiri. "Kita tak membatasi, tapi dengan bekerja dengan perusahaan asing, pengalaman mereka kita harapkan dibawa ke Indonesia dan ditularkan," tandas Andi. Bpost