Tahun ini ada sederet profesi yang sedang “hot” dan memberikan penghasilan begitu tinggi bagi para pelakunya, hingga Rp1 miliar lebih per tahun. Artinya, tak kalah besar dibanding gaji seorang CEO. Profesi apa saja?
Hilmi Panigoro mengeluh. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir, presdir PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEI) ini harus rela kehilangan 30 tenaga senior geologist andalannya. Itu berarti sekitar sepertiga dari total senior geologist yang bekerja di MEI. Mereka banyak yang pindah atau bahkan dibajak oleh perusahaan minyak besar asal UEA, Qatar, Arab Saudi, atau Malaysia, seperti Qatar Petroleum, Saudi Aramco, dan Petronas. “Tadinya saya tidak pernah berkompetisi dengan mereka karena dulu mereka mengambil tenaga-tenaga ahli ekspatriat asal Amerika dan negara-negara maju lainnya. Namun, saat ini saya mesti waspada,” terang Hilmi.
Bagi perusahaan minyak seperti MEI, kehilangan tenaga senior geologist sebanyak itu tentu menjadi persoalan yang cukup serius. Pasalnya, senior geologist adalah orang kunci di bisnis perminyakan. Mereka terutama bertugas untuk mendapatkan ladang-ladang minyak baru. “Jiwa perusahaan minyak itu ada di geolognya. Tanpa mereka, tentu perusahaan sulit mengetahui letak sumber minyak yang ada,” ujar Ridwan Jamaludin, sekjen Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI). Pada level pengambilan keputusan pun, posisi geolog sangat berperan. Sebab, seperti pada keputusan melanjutkan pengeboran atau tidak saja, masalah besarnya cost yang akan ditanggung harus benar-benar diperhitungkan.
Celakanya, tidak banyak orang yang berprofesi sebagai senior geologist. Mencetak tenaga ahli di bidang geologi tidak bisa instan. Untuk menjadi seorang geolog senior andal, seseorang harus terlebih dahulu berhasil menempuh pendidikan tinggi di jurusan ilmu geologi. Kemudian, ia juga harus sukses menangani berbagai proyek penambangan selama belasan tahun. Maka, seiring dengan kenaikan harga minyak dan komoditas pertambangan dunia saat ini, banyak perusahaan pertambangan dunia “berburu” tenaga senior geologist. Oleh karena tidak mau kehilangan momentum kenaikan harga, mereka pun tak segan-segan membajak tenaga senior geologist dari perusahaan pertambangan lainnya, termasuk dari Indonesia.
Menurut Hilmi, alasan perusahaan-perusahaan pertambangan luar negeri melirik senior geologist asal Indonesia karena Indonesia telah mengelola minyak lebih dari 100 tahun. Maka, geolog-geolog asal Indonesia dinilai juga tak kalah pengalaman. “Dan, yang terutama, tenaga ahli kita cenderung bisa digaji lebih murah dari ekspat-ekspat Amerika,” cetus Hilmi. Adik kandung pengusaha Arifin Panigoro ini menggolongkan senior geologist sebagai profesi dengan tingkat turnover yang termasuk paling tinggi saat ini.
Meningkatnya kebutuhan tenaga senior geologist tentu berimbas juga kepada tingginya kompensasi yang diberikan. Ridwan memaparkan, perusahaan pertambangan asing yang beroperasi di Indonesia berani menggaji seorang senior geologist hingga US$9.000 atau sekitar Rp85,5 juta tiap bulan (dengan kurs US$1 = Rp9.500). Jadi, penghasilan tetapnya dalam setahun mencapai Rp1 miliar lebih. “Itu pun di luar bonus tahunan dari perusahaan,” tandas Ridwan. Besarnya penghasilan senior geologist yang bekerja di perusahaan pertambangan di luar negeri lebih tinggi lagi. Data IAGI menyebutkan seorang senior geologist di luar negeri, dengan pengalaman kerja di atas 10 tahun, rata-rata mampu mengantongi gaji US$12.000–15.000 (sekitar Rp114–142,5 juta) per bulan atau Rp1 miliar lebih per tahun.
Ungkap Bernadette R. Themas, country general manager PT BTI Consultants Indonesia, sebuah perusahaan konsultan SDM, sektor minyak dan gas memang merupakan bidang usaha yang menjadi “hot jobs” tahun ini. Tidak hanya senior geologist, kebutuhan tenaga ahli di bidang migas lainnya, seperti reservoir engineer dan petroleum engineer, juga besar. “Permintaan terhadap mereka begitu tinggi, sehingga peluang mereka mendapatkan gaji tinggi sangat besar. Bahkan, bisa setara dengan gaji CEO perusahaan besar sekalipun,” tutur Bernadette.
Sektor Telekomunikasi dan Keuangan
Selain sektor migas, sektor telekomunikasi juga masih menjadi bidang usaha yang menyediakan banyak “hot job” tahun ini. Salah satunya adalah profesi radio frequency engineer (RF engineer). Tidak banyak RF engineer berpengalaman yang tersedia di dalam negeri. Padahal, permintaan begitu tinggi, baik untuk pembangunan jaringan telekomunikasi maupun untuk pemeliharaan kualitas telekomunikasi. “Sampai-sampai perusahaan telekomunikasi di sini mendatangkan tenaga dari luar negeri,” jelas Bernadette. Dian Siswarini, direktur network PT Excelcomindo Pratama Tbk., menaksir hanya ada 200–300 RF engineer di negeri ini. Dari 10 operator selular yang ada di Tanah Air, diperkirakan masing-masing memiliki sekitar 30 RF engineer. Padahal, idealnya, setiap operator punya 50 RF engineer, yaitu 20 orang bertugas mendesain dan 30 orang untuk memonitor.
Oleh karena langka, maka “harga” RF engineer ikut melambung. Standar gaji RF engineer berpengalaman di dalam negeri Rp8–15 juta per bulan. Gajinya akan lebih tinggi lagi kalau mereka bekerja di luar negeri. Di sana, RF engineer yang belum berpengalaman dibayar US$5.000–7.000 per bulan, sedangkan yang berpengalaman US$8.000–12.000. Maka, tak heran jika para RF engineer ini tertarik untuk berkarier di luar negeri. “Susah sekali menahan mereka,” cetus Dian.
Menurut Eddy S. Tjahja, co founder PT Jobs DB Indonesia, sebuah perusahaan perekrutan tenaga kerja, di luar dua profesi termahal itu, ada beberapa profesi termahal lainnya yang juga sedang “hot” tahun ini. Akan tetapi, profesi-profesi termahal lainnya itu berbeda kategori dengan profesi senior geologist dan RF engineer. Apabila kedua profesi ini dikategorikan sebagai eksekutif perusahaan yang penghasilan utamanya diperoleh dari perusahaan (employee), maka profesi-profesi termahal lainnya itu lebih masuk dalam kategori eksekutif perusahaan yang penghasilannya terbesar diperoleh dari komisi atau bonus yang diterimanya (intrapreneur). “Ia bekerja dan terikat di suatu perusahaan, tetapi penghasilannya lebih banyak ia tentukan sendiri dan bisa tidak terbatas, sesuai komisi atau bonus yang didapat,” tandas Eddy.
Salah satu profesi termahal tahun ini yang berkategori demikian adalah investment banker atau bankir investasi, salah satu profesi di bidang keuangan. Biasa menangani transaksi keuangan bernilai besar, rata-rata bernilai ratusan miliar hingga triliunan rupiah, bayaran para bankir investasi tergolong tinggi. Rata-rata gaji pokok (basic salary) seorang bankir investasi di dunia sebesar US$200.000 per tahun. Akan lebih tinggi lagi gajinya kalau ia seorang bankir investasi top, yakni bisa mencapai Rp5 miliar sampai Rp20 miliar per tahun.
Namun, itu belum ditambah dengan bonus. Umumnya bonus yang mereka terima lebih besar dari gaji pokoknya. “Penghasilan utama kami itu sangat tergantung kemampuan dan keaktifan kami serta kondisi pasar yang ada. Jika memang kondisi pasar sangat mendukung, bukan tidak mungkin kami memperoleh penghasilan di atas rata-rata. Kami seperti sopir angkutan umum yang mengejar setoran,” ujar Ani Maryani, seorang bankir investasi di perusahaan sekuritas nasional. Bonus diberikan tergantung pada kesuksesan transaksi yang dilakukan, sehingga bonus mereka beragam, bisa US$1–2 juta, atau bahkan lebih! Misalkan ia berhasil membukukan empat transaksi, dan fee dari transaksi tersebut sekitar US$50 juta. Maka, jika persentase bonusnya 3%, ia akan menerima bonus US$1,5 juta.
Para bankir investasi ini umumnya menangani kebutuhan pendanaan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang sifatnya bukan organic growth perusahaan, seperti merger, akuisisi, penerbitan obligasi, atau penawaran saham perusahaan ke publik. Di Indonesia, lanjut Ani, tidak banyak bankir investasi yang piawai dan berpengalaman. Padahal, walau pasar finansial dunia saat ini tengah terguncang akibat krisis subprime mortgage, permintaan akan jasa bankir investasi di dunia masih cukup tinggi. “Banyak perusahaan keuangan asing, baik di dunia maupun yang beroperasi di Indonesia, mencari bankir investasi berpengalaman dari Indonesia,” cetus Ani.
Kategori Self-Employed
Di samping profesi-profesi termahal pada dua kategori profesi di atas, ada beberapa profesi termahal lainnya yang juga sedang “hot” tahun ini. Namun, kategori profesinya berbeda, yaitu para pelakunya kebanyakan bukan eksekutif perusahaan dan penghasilannya diperoleh secara mandiri (self-employed). Pekerjaan mereka tetap lebih membutuhkan modal keahlian tertentu, bukan modal kapital. Dengan kata lain, mereka masih tergolong kaum profesional, bukan pengusaha atau investor. Setidaknya, ada dua profesi di kategori ini yang pantas disebut termahal dan juga sedang “hot” tahun ini, yaitu profesi desainer interior dan dokter spesialis kandungan.
Gencarnya pembangunan infrastruktur, terutama di sektor properti, yang dilakukan oleh swasta dan pemerintah belakangan ini membuat kebutuhan jasa desainer interior makin meningkat. Makin tingginya apresiasi masyarakat terhadap bidang desain interior juga membuat jasa desainer interior makin laris.
Arjon, sekjen Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), mengungkapkan rata-rata desainer interior di Tanah Air memperoleh imbalan jasa sebesar 3%–10% dari nilai suatu bangunan yang akan didesain interiornya. Jadi, jika seorang desainer interior mendapat sebuah proyek desain interior untuk gedung seratus lantai bernilai Rp50 miliar, maka desainer itu bisa meraup penghasilan sekitar Rp1,5 miliar sampai Rp5 miliar. “Besar kecilnya persentase tergantung kesepakatan antara pihak user dan si desainer,” ujar Arjon.
Biasanya, imbuh Arjon, lama pengerjaan proyek desain seperti itu masih dalam hitungan bulan, bukan tahun. Artinya, dalam setahun, si desainer tidak hanya disibukkan menggarap satu proyek besar seperti itu, tetapi juga proyek-proyek desain lainnya, baik di dalam negeri maupun di mancanegara. Dengan kata lain, bisa dipastikan seorang desainer interior andal mampu meraih penghasilan kotor lebih dari Rp1 miliar dalam satu tahun.
Adapun faktor yang membuat dokter spesialis kandungan termasuk profesi termahal terutama lebih karena peran persepsi yang tumbuh di kalangan masyarakat terhadap profesi ini. Muncul fenomena dokter spesialis kandungan favorit di mata masyarakat, terutama di kota-kota besar. Salah satu persepsi yang muncul adalah makin mahal tarif layanan seorang dokter spesialis kandungan, maka layanannya dianggap makin bagus pula. “Pasien di Indonesia memiliki pola pikir seperti itu. Kalau mahal, mereka akan berasumsi bahwa dokter itu bagus. Akibatnya, dokter itu makin dicari,” terang Kartono Mohamad, mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia. Ditangani oleh dokter ahli kandungan bertarif mahal dianggap lebih bergengsi.
Alhasil, makin favorit seorang dokter ahli kandungan dibanding dokter ahli kandungan lainnya, maka makin tinggi pula penghasilan dokter itu dibanding rekan-rekan seprofesinya. Apalagi jumlah dokter ahli kandungan di Tanah Air masih terbilang sedikit, sementara jumlah pasien terus bertambah. Maka, hal tersebut mendorong penghasilan dokter spesialis kandungan favorit itu lebih tinggi lagi. Makentur J.N. Mamahit, seorang dokter ahli kandungan, mengungkapkan rata-rata penghasilan dokter spesialis kandungan yang berpraktek di Jakarta sebesar Rp50 juta per bulan atau sekitar Rp750 juta setahun. Akan tetapi, berbeda halnya dengan penghasilan dokter ahli kandungan yang menjadi favorit masyarakat atau laris dicari, pendapatan mereka jauh lebih tinggi. Dalam sebulan, mereka bisa mendapatkan penghasilan Rp150 juta atau sekitar Rp2,25 miliar per tahun.
Profesi Termahal Masa Depan
Di luar kelima profesi termahal dan sedang “hot” tahun ini di atas, sejumlah profesi juga diprediksi akan menjadi profesi mahal dan “hot” di masa depan. Konsumsi energi yang terus meningkat dan makin sulitnya menemukan cadangan minyak besar baru dalam beberapa tahun terakhir membuat seluruh dunia berlomba-lomba mencari sumber energi baru. Kecenderungan ini pun terjadi di Indonesia. Lantaran itu, tidak sedikit upaya yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk mencari sumber-sumber energi alternatif.
Kata Noke Kiroyan, mantan presdir PT Kaltim Prima Coal, kondisi itu menjadi peluang besar bagi orang-orang yang memiliki keahlian dan kemampuan dalam bidang energi. Ia melihat, ke depan, orang-orang itu akan sangat dibutuhkan. “Apalagi produksi minyak yang dihasilkan sekarang ini masih berasal dari lapangan-lapangan tua,” ujar Noke, yang kini menjabat sebagai presdir PT Kiroyan Kuhon Partners.
Bernadette Themas sependapat. Menurut dia, pelaku-pelaku profesi di bidang energi, khususnya minyak dan gas, masih akan banyak dicari hingga beberapa tahun ke depan. “Sampai 2010 pun perekrutan tenaga ahli di sektor minyak dan gas masih akan hot karena kebutuhan akan tenaga mereka sangat tinggi, sementara suplainya rendah. Permintaan tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari mancanegara seperti Qatar, Malaysia, dan Kuwait,” paparnya. Negara-negara itu, tambah Bernadette, mencari tenaga-tenaga ahli dari Indonesia dengan iming-iming gaji jauh melebihi yang ditawarkan perusahaan dalam negeri.
Menurut Eddy S. Tjahja, saat ini gaji tenaga ahli di bidang energi rata-rata US$5.000–8.000 per bulan. Ke depan, ia yakin trennya akan terus mengalami kenaikan. “Khususnya bagi mereka yang bergerak di research and development dan berhasil mendapatkan dan mengembangkan sumber-sumber energi baru,” ungkapnya. Eddy memprediksi, tiga tahun mendatang, gaji mereka akan mencapai US$30.000 per bulan.
Lanjut Eddy, bidang lain yang di masa depan berpotensi besar memberikan penghasilan tinggi bagi pelakunya adalah bidang life science. “Di luar negeri, bidang ini sedang giat-giatnya dikembangkan, khususnya bidang riset yang berhubungan dengan memperpanjang hidup orang dan kesehatan orang banyak,” jelasnya. Maka, gaji yang ditawarkan kepada tenaga ahli di bidang itu pun cukup menggiurkan, berkisar US$10.000–20.000 per bulan. Sayangnya, di Indonesia masih belum ada tenaga ahli di bidang ini karena belum ada perusahaan yang mau melakukan investasi di sektor tersebut.
Tenaga-tenaga ahli yang terkait dengan bidang pengembangan pangan juga menjadi sangat menjanjikan ke depan. Hal itu terkait dengan meningkatnya kebutuhan produk-produk pangan yang lebih bermanfaat bagi kehidupan dan kesehatan manusia, adanya penggunaan bahan baku pangan sebagai sumber-sumber energi alternatif, dan meningkatnya kebutuhan pangan atau terjadinya krisis pangan di berbagai negara. Kebutuhan tenaga ahli di bidang teknologi informasi (TI) pun terus meningkat. Produk-produk TI yang muncul makin canggih dan cepat, sehingga dibutuhkan tenaga-tenaga ahli yang dapat mengikuti perkembangan itu. Contohnya, standar gaji seorang pengembang perangkat lunak (software developer) di level internasional kini bisa US$400 per jam. Apabila mereka direkrut sebagai karyawan, maka bayarannya US$8.000–10.000 per bulan. “Saat ini gaji tenaga ahli di bidang TI sudah mulai mahal dan tren ke depannya akan lebih mahal lagi,” terang Eddy.
By Alcapone