Foto Ilustrasi |
Macam-macam wasiat yang dititipkan si mati. Ada yang minta gurat keriput diminimalisir, bibir dipertebal, atau payudara dimontokkan.
''Semua telah berubah. Kini, orang-orang ingin sesuatu untuk dikenang (meski sudah meninggal). Jadi harus tampak bagus. Bahkan ada pelanggan yang (semasa hidup) berpesan: Tolong samarkan keriputku dan bikin aku tampak lebih muda,'' kata Mark Duffey, CEO perusahaan pemakaman Everest Funeral kepada MNSBC kemarin (12/12).
Komentar senada dilontarkan David Temrowski. ''Ada yang minta dadanya dikencangkan ketika meninggal, atau menghilangkan kerut keriput di kulit. Kedengarannya konyol, tapi itulah cara orang tampil menawan di peti mati,'' ujar pemilik Temrowski & Sons Funeral Home di Waren.
Permintaan yang beragam itu tak mampu diatasi lagi dengan cara konvensional. Karena itu, jika teknik makeup sudah tak mampu mengatasi, teknik yang bisa disebut operasi plastik ringan pun terkadang diperlukan.
''Paling tidak materialnya sama. Kami menyuntikkan pengisi moskular ke bibir, hidung, pipi, atas alis, dagu dan tangan. Konsepnya tak beda dengan botox,'' kata John Vigliante, pemilik cabang Funeral Home.
Biasanya, pekerja jasa pelayanan kematian hanya memoles wajah jenazah agar terlihat cerah dan damai. Menyamarkan usia, penyakit dan trauma si mayat jelang kematian. Mereka menggunakan teknis dandan biasa seperti pembalseman, lilin, pengisi moskular, menjahit daging, atau menggunakan lem super pada kasus patah tulang.
Model kosmetik canggih hanya diperuntukkan bagi yang mengalami kematian tragis seperti kecelakaan mobil. Penyelenggara kematian harus bekerja keras mengembalikan kerangka manusia yang porakporanda menjadi utuh kembali. Tak hanya itu, jenazah juga dipoles sebaik mungkin agar penampilannya bagus.
Para pekerja pelayanan kematian tak bisa bekerja serampangan. Mereka harus mengikuti kemauan keluarga jenazah. Biasanya diberi sebuah foto untuk dijadikan rujukan penampilan. Merekomendasikan model rambut, warna kuku, dan make-up.
''Saya membawa banyak keluarga sebagai penata rambut, tukang cukur atau penata rias untuk meyakinkan jenazah jadi tampak bagus,'' kata Pam Vetter, seorang perencana pemakaman.
Steve Murillo, seorang penyelenggara pemakaman, punya pengalaman mengesankan. Ada pelanggan yang datang sambil membawa foto tahun 1951. Orang itu meminta, ''Buat lah ibu saya tampak seperti ini.'' Kontan dia terperanjat.
''Itu tak mungkin, saya hanya pengusaha jasa pemakaman, bukan tukang sulap. Tapi saya selalu katakan, akan saya beri yang terbaik,'' kata pemilik Hollywood Forever itu. (jp/pit)