Golok sepanjang 6,7 meter dengan berat 2 ton dipamerkan ditengah-tengah hingar bingar arena Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional ke 22 di Banten. Senjata tajam yang disebut Golok Ciomas berbentuk Salam Nunggal itu, adalah golok terbesar di Dunia dan telah memperoleh sertifikat dari Guines Book of Record.
Golok itu bertengger di Stand Kabupaten Serang, berdiri diatas lahan diantara stand pameran lengkap dengan sarungnya yang juga besar. Setiap hari dikerumuni ribuan pengunjung diantara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an, sejak istri Menteri Agama Wiwik Maftuh Basyuni membuka pameran, Selasa (17/6) lalu.
Sobari, salah seorang staf Dinas Perdagangan dan Industri Kaabupaten Serang yang dipercaya menjaga golok raksasa saat pameran menyatakan, kemungkinan jumlahnya sudah ribuan orang yang mengambil gambar golok itu. ”Kalau kebetulan berkunjung kesini, dan kebetulan juga HP-nya dilengkapi kamera, pasti mengambil gambar. Atau berpose disana,” kata Sobari, seraya menunjuk golok yang membentang didepannya itu.Menurutnya, pembuatan golok itu diprakarsai seorang kyai bernama Muhaemin Sholeh AB. Tepat pada 21 April 2005 atau 12 Rabiul Awal 1426 Hijriah golok itu pertama kali ditempa.
Sementara bahan baku inti diambil dari besi dari sekitar Ciomas yang dicampur dengan baja murni buatan PT.Krakatau Steel.
”Selesai sekitar 5 bulan sejak pertama ditempa, dan bersamaan dengan hari kemerdekaan tepatnya 17 Agustus 2005 golok itu diresmikan penyelesaian pembuatannya dan diruwat,” katanya, seraya mengatakan pembuatan dilaksanakan melalui panitia gabungan yang berisi unsur masyarakat, Pemkab Serang, dan PT.KS.
Pembuatannya dilaksanakan di Pesantren Sanabil Huda Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Serang.
Setiap warga yang menyaksikan golok itu langsung mengaku takjub dan berdecak kagum. Terlebih mereka yang datang dari luar Banten.
”Yang saya tahu, Banten gudangnya para ulama dan Jawara. Golok khas Banten juga kesohor ke daerah kami, dan kali ini saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri Embahnya Golok,” aku pria bernama Eko yang mengaku dari Jawa Tengah.
Setiap yang datang dipastikan mengenal sejarah pembuatan serta filosofi golok itu melalui pemandu yang ada disekitar golok.
Sebagaimana diungkapkan Sobari, diantara filosopi golok itu memiliki panjang 5 meter melambangkan rukun islam dengan tebal 6 cm melambaangkan rukun iman.
Pada besi golok terdapat 12 guratan melambangkan 12 huruf kalimah tauhid ’Lailaha Ilallah’.
Gagang golok sepanjang 1,7 meter berbentuk satria dalam pewayangan dengan satu mahkota juga kental dengan arti filosopi.
107 lekuk pada mahkota melambangkan 100 jumlah Aqoidul Iman dan 7 jumlah hari. Pada leher gagang terdapat 99 lobang melambangkan asmaul husna, dan pada bagian bawah gagang terdapat lobang sebanyak 25 lobang melambangkan jumlah Rosul Allah.
Serangkah atau sarung golok terbuat kayu mahoni bermakna prinsip hidup islami. Golok sendiri dinamakan Nyi Gede, nama sebutan Nyai Kawunganten, Ibunda Sultan Maulana Hasanudin. Sumber http://mtq.banten.go.id Foto by: ipan Setiawan
Dan Kamipun tidak lupa menyempatkan Jalan-jalan di Lokasi Pasar Rakyat. Berkunjung dan bertandang ke stand sampai tak terasa sampai malam bersama anak-anak. sumber artikel